_PERLUNYA MOTIVASI DAN AKTIVITAS DALAM PRESTASI BELAJAR SISWA
_Pendidikan merupakan wahana untuk mempersatukan misi dan visi pembangunan demi kelangsungan hidup bangsa. Hal ini dilakukan secara konsepsional dan profesional serta mendasar supaya keutuhan dan kelangsungan hidup bangsa tetap terjaga dan mampu hidup layak serta berdiri tegakdi atas jati diri bangsa yang kokoh dan mampu bersaing secara sehat dan ketat serta mampu bersanding dan bermitra sejajar dengan bangsa-bangsa lain.
Dalam rangka mewujudkan persatuan bangsa, maka pendidikan nasional mengusahakan: pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis seta bertanggung jawab. Dari pengertian di atas tergambar secara jelas, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk membina dan menggambarkan persatuan bangsa, diawali dari pemberian bekal pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada peserta didik. Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, kegiatan pendidikan tanggung jawab bersama keluarga, masyarakat dan pemerintah diatur secara terpusat dan dilaksanakan secara desentralisasi. Sejalan dengan itu, fenomena yang terjadi di lapangan sehubungan dengan prestasi belajar menunjukkan bahwa masih dijumpai siswa yang kurang bergairah dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Menurut Sardiman (2001:72) dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seseorang siswa, misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan maka perlu diselidiki sebab-sebabnya. Dengan kata lain siswa tersebut perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya. Selain itu, di dalam proses belajar perlu aktivitas. Sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. J.Dewey menegaskan bahwa sekolah harus dijadikan tempat kerja. Sehubungan dengan itu maka ia menganjurkan pengembangan metode proyek, problem solving, yang merangsang anak didik untuk melakukan kegiatan. Semboyan yang ia populerkan ”learning by doing”. Kedua hal tersebut, baik motivasi maupun aktivitas sangat diperlukan dalam belajar. Dengan begitu diharapkan pola penyelanggaraan pendidikan menjadi efektif dan efisien serta membantu menyiptakan iklim yang kondusif, baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga siswa bagi peningkatan prestasi siswa. a) Motivasi sebagai pendorong perbuatan Pada mulanya siswa tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari, muncullah minat untuk belajar. Hal ini sejalan dengan rasa keingintahuan dia yang akhirnya mendorong siswa untuk belajar. Sikap inilah yang akhirnya mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya siswa ambil dalam rangka belajar. b) Motivasi sebagai penggerak perbuatan Doronganyang melahirkan sikap terhadap siswa itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung. Siswa akan melakukan aktivitas dengan segenap jiwa dan raga. Akal dan pikiran berproses dengan sikap raga yang cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar. c) Motivasi sebagai pengarah perbuatan Yaitu dengan menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang mendukung guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Pada intinyamanfaat motivasi dapat di simpulkan bahwa motivasi sebagai penggerak kegiatan, motivasi sebagai pendorong perbuatan, motivasi sebagai pengarah perbuatan dan motivasi sebagai penyeleksi perbuatan |
|